SANSHINE

My Life's Journey

  • Home
  • Finance
  • Health
  • Travel
  • Lifestyle
    • Make Up
    • Beauty
    • Fashion

Hallo, udah lama banget rasanya aku ga sharing di blog lagi. Kali ini aku mau bahas proses pengajuan visa ke Korea Selatan. Ini adalah kali kedua aku apply visa, sebelumnya visa Australia dan approved tetapi karena pandemi covid gak jadi berangkat, dan visa Korea Selatan ini adalah perjalanan ke luar negeri pertama aku after pandemi. 

Sebelum apply visa, kebetulan aku udah beli tiket PP karena dapet harga murah dari Korea Travel Fair di Traveloka lumayan dapet tiket Singapore Airlines PP sekitar 5juta-an, tapi please note bahwa tiket tidak termasuk syarat wajib pengajuan visa, hanya saja jika kita sudah provide tiket/ hotel biasanya akan mengurangi jumlah ketentuan syarat minimum keuangan di rekening koran. 

Aku beli tiket di sekitar bulan Oktober 2022 untuk perjalanan Maret 2023, kemudian aku apply visa di bulan Februari 2023, aku apply mandiri supaya lebih murah dan juga syaratnya gampang, alamat KVAC (Korea Visa Application Center) adalah di Lotte shoping avenue 5F–05A, Ciputra World I Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 3-5 Karet Kuningan - Jakarta 12940 Indonesia.

Berikut list yang aku siapin buat apply visa : 

1. Formulir apply visa, bisa download di sini

2. Paspor dan fotokopi halaman identitas + halaman paspor yang ada cap visa

3. Pasfoto background putih ukuran 3.5 x 4.5 cm, 1 lembar

4. Dokumen pembuktian identitas, di sini aku lampirkan surat keterangan kerja dari kantor dan copy SPT tahun sebelumnya

5. Fotocopy Kartu Keluarga

6. Rekening koran 3 bulan terakhir yg di print di KCP Bank+Cap Basah (bukan via email) 

Untuk ketentuan lengkapnya bisa buka di halaman KVAC ya 


Banyak pertanyaan dari orang-orang adalah berapa minimum saldo mengendap di rekening koran? Aku pernah iseng nanya kalau pengajuan visa via travel agent dan informasi dari temanku yang bekerja di travel agent mensyaratkan 50jt+tiket pesawat dan voucher hotel, mahal ya? padahal aktualnya aku cuma siapin setengahnya+tiket pesawat tetapi alhamulillah approved.

Memang secara umum tidak ada jumlah yang disyaratkan secara tertulis. Namun, sepengalaman aku uang yang ada cukup untuk cover biaya hidup* selama di negara tujuan+penginapan+tiket penerbangan, nah jika kamu sudah ada tiket/ voucher hotel maka saldo mengendap kamu yang penting bisa buat biaya hidup selama di sana dan lebih baik lebihin seharga tiket pesawat untuk jaga-jaga, point selanjutnya adalah rekening aktif dan tidak ada transaksi mencurigakan misal ada uang masuk secara besar tanpa jelas darimana.

Ohya kebetulan ketika aku apply visa, paspor aku masih newbie dan tidak ada history apa-apa jadi saran aku bawa juga semua paspor lama dan copy semua halaman identitas+history visa. Setelah semua dokumen lengkap nanti cukup dateng ke KVAC di sana nanti bisa langsung ambil nomor antrian kemudian akan ada staff yang melakukan validasi dokumen, jika sudah lengkap maka kita akan diberikan materai pembayaran, untuk single Entry biayanya IDR 856,000 dan pembayaran hanya via cash ya. 

Setelah proses pembayaran selesai kita akan menerima kuitansi untuk pengambilan juga akan ada SMS untuk progress visa kita, kita bisa datang mengambil hanya jika sudah menerima SMS ya. Namun, kamu bisa memantau status aplikasi kamu melalui website juga. Visa aku approved kurang lebih seminggu dan pengambilan bisa diwakilkan dengan memberikan surat kuasa+invoice pembayaran.

Lega banget rasanya, nanti aku akan share juga ya cerita dan budget perjalanan ke Korea. 

See you! 

*untuk perhitungan biaya hidup di Korea aku hitung 1juta per hari (ini uang makan+transport), jadi misal kamu pergi 5hari bisa itung biaya hidup 5juta+harga tiket pesawat PP (in average)+biaya hotel+biaya tak terduga, ini aku taroh seharga tiket one way, biaya tak terduga ini untuk amit2 kalo dideportasi.

 Kenapa harus belajar finansial ya? 🤔


   Hai, kali ini aku mau sharing tentang financial planning pribadiku. Karena aku mulai melek melakukan financial planing itu sejak awal 2020an, apalagi setelah pandemi banyak sekali kejadian yang tidak dapat diprediksi, salah satunya PHK besar-besaran di sini aku sadar bahwa dana darurat itu sangatlah penting untuk menghadapi suatu kondisi yang tidak dapat diprediksi. Please note, aku cuma sharing karena aku juga masih belajar dan juga bukan profesional.

   Sebelum aku mengenal financial planning, aku hanya menyiapkan 2 rekening bank sejak mulai bekerja sejak akhir 2015an lalu. Satu rekening khusus tabungan dan satu rekening untuk gajian beserta segala jenis pengeluaran, hasilnya ? hampir ga ada, jadi tabungan aku selama 5 tahun itu mungkin hanya cover dana darurat dan aku tidak ada investasi lain, sangat miris dan aku nyesel banget kenapa baru tahu saat ini tentang investasi. But, that's okay better to be late than doing nothing.

   Suatu saat aku tersadar ada postingan tentang financial planning yang selalu nongol di explore Instagram dan Youtube sejak itu aku mulai sedikit mencari tau, kebetulan temenku juga recommend podcast Raditya Dika tentang financial dan itu cukup banget untuk membuka mata lebar-lebar bahwa financial planning itu PENTING. Biar uang hasil kerja keras kita ini terkumpul sesuai dengan tujuan investasi masing-masing dan tidak habis untuk hedon dan nongkrong cantik atau raib dan gajelas kemana kita habisakan. 

   Langkah pertama adalah siapkan budget investasi (misalnya 30% dari pendapatan bulanan atau sesuaikan dengan kemampuan), kemudian siapkan instrumen investasi yang kita cukup pahami dan pisahkan di beberapa instrumen (don't put your eggs in one basket kalau kata kakek WB). Sebagai contoh dana darurat simpan di rekening cash supaya mudah dicairkan dalam keadaan mendadak, kemudian investasi dipisah lagi ke beberapa instrument lain. 

Tips : Selalu pastikan dana darurat aman, baru mulai berinvestasi ya. 

   Produk pertama yang aku sarankan adalah Reksadana, produk ini ada beberapa jenis dengan tingkat return dan resiko yang variatif dan sebagai orang awam kita tidak perlu belajar analisa yang sulit, hanya perlu melihat riwayat return di masa lalu dan kredibilitas Manajer Investasi. Berikut jenis reksadana pada umumnya : 

  • Reksadana Pasar Uang (resiko rendah, return rendah, jangka pendek)
  • Reksadana Pendapatan Tetap (resiko menengah, return menendah, jangka menengah)
  • Reksadana Saham (resiko tinggi, return tinggi, jangka panjang)

Untuk membuka akun reksadana jaman sekarang ini sangat mudah, cukup download aplikasi di app store handphone kamu dan mendaftar akun, sudah jadi. Untuk rekomendasi aplikasi bisa menggunakan Bareksa/ Bibit, selain itu ada banyak bisa pilih sesuai preferensi masing-masing ya. Jadi penyedia aplikasi ini hanya seperti agent reksadana, sedangkan dana kita akan disalurkan ke Manajer Investasi untuk kemudian dikelola ke berbagai instrumen keuangan seperti deposito, obligasi, saham dll. Umumnya reksadana yang tidak pernah turun/minus adalah Reksadana Pasar Uang, sedangkan untuk Pendapatan Tetap dan Saham biasanya cenderung naik/turun. Aku sendiri mencoba 3 reksadana di atas, so far lumayan lah untuk return nya dibandingkan hanya didiamkan di bank dengan bunga yang tak seberapa. 

   Selain Reksadana aku juga berinvestasi di logam mulia, sebenarnya aku udah agak lama memulai ini dari sebelum kenal investasi. Karena harga emas itu cenderung naik jika disimpan jangka panjang, karena aku tidak begitu suka menggunakan/ mengoleksi perhiasan, maka dengan mengoleksi logam mulia jadi sekalian digunakan sebagai instrumen investasi, selain itu logam mulia tidak ada ongkos pembuatan dan tidak banyak potongan ketika dijual. Untuk membeli Logam Mulia ini bisa berupa barang di toko emas/olshop, saat ini banyak e-commerce yang menyediakan produk tabungan emas seperti contohnya Tokopedia x Pegadaian. 

   Saham, ini adalah investasi ternekat yang pernah aku lakukan. Berawal dari follow akun instagram @ngertisaham aku cukup lama menganalisa sebelum terjun ke saham. Kemudian dengan motto Investasi di Saham Bluechip adalah Relatif Aman, aku langsung membuka rekening Saham melalui kelas Saham dengan Mirae Asset Sekuritas di pertengahan 2020. Awalnya aku excited ketika membeli suatu saham perusahaan yang baru merger dan naik dengan return hampir 200% (awalnya sih cuma mau bluechip, tapi eh tergoda), kemudian banyak spekulan tentang Tesla yang membuat aku juga ikut beli beberapa saham terkait yang pada akhirnya terjun bebas. Tapi presentase saham terbesarku tetap di bluechip. Tetapi, dikarenakan kondisi pandemi yang semakin tidak bisa diprediksi kapan berakhir, justru saham bluechip ini yang terjun unpredictable. Ini cukup banget untuk aku belajar bahwa sebelum terjun ke saham, selain tahu dasar-dasar investasi dan analisa nya yang paling penting adalah mental dan menggunakan uang dingin. Sementara aku vakum dulu untuk menambah muatan di saham, pengen banyak belajar lagi dan melihat kondisi ekonomi ke depan, siapa tau nanti balik-balik vakum malah sahamnya udah berkali-kali lipat kaya Han Ji Pyeong 😝

Tips : Selalu pahami bahwa semua instrument investasi memiliki yang namanya resiko, jadi siapkan mental jika suatu kemungkinan buruk terjadi dan usahakan minimalisir resiko dengan diversifikasi instrumen investasi. 

Tipe investasi dengan tingkat resikonya

   Selain di atas, aku belum mencoba instrumen lain. Karena aku cukup konservatif dan juga hanya memilih instrumen syariah (aku menggunakan akun saham syariah dan reksadana saham). Fyi, untuk return konvensional biasanya lebih tinggi daripada syariah. Jangan lupa tambah ilmu investasi dengan membaca buku-buku, ikut seminar online (banyak lho yang free) juga follow social media profesional di bidang ini supaya dapet ilmu sekaligus mentor online gratis kan 😉 Jika ada budget lebih tidak ada salahnya menggunakan jasa financial advisor. 

   Sebelum mulai berinvestasi ada baiknya kita sudah memiliki budgeting pengeluaran bulanan, sehingga dengan adanya investasi ini tidak akan menganggu kebutuhan bahkan hobby kita, apalagi untuk cewek yang banyak post-post pengeluaran untuk fashion, skincare, body care, hair care dan perintilan yang super rempong 😁. 
Next, aku akan buat postingan tentang mengelola pengeluaran ya. Stay tuned .. 


 



Hi.. Apakabar? 😐

Postingan kali ini mungkin hanya ingin mengungkapkan keluh kesah dan harapan di masa pandemi Covid 19. Ketika ada berita Covid di akhir Desember 2019 dari beberapa negara, jujur udah mulai panik jika virus ini masuk Indonesia, dimana waktu itu aku udah ada rencana perjalanan ke Sydney di Maret 2020 dan juga nonton Konser On Ok Rock di pertengahan 2020. 

Tiket dengan Qantas PP sudah beli kebetulan dapet harga super murah, Visa juga udah approved. Pokoknya udah happy banget karena Visa ke Australia itu cukup susah untuk didapat, ketika approved sumpah itu lega banget rasanya. Disaat tiket dan visa udah ready, aku sengaja untuk pending beli akomodasi dan tiket printilan lainnya karena udah mulai perasaan gaenak tentang berita Covid. 

Finally, Maret 2020 confirmed Covid masuk Indonesia. Rasanya luar biasa sangat panik, karena rencana ke Australia ini udah cukup lama juga menabung buat pengajuan visa, rencana kesana selain traveling juga mau mengunjungi salah satu temanku yang tinggal di sana. Waktu itu aku masih berfikir Covid ini bisa diatasi dalam 1-2 bulan dan belum membatalkan tiket. 

Setelah mengamati penyebaran virus dan banyaknya flight cancelled, akhirnya dengan berat hati memutuskan refund. Alhamdulillah dapat waiver full refund dari Qantas, tetapi Visa hangus karena hanya kunjungan. Kemudian, aku masih berharap Covid segera berakhir waktu itu dan bisa menghapus kesedihan gagal traveling dengan menonton konser band favorit aku yaitu One Ok Rock, karena sebulan sebelum konser di Jakarta band tersebut masih tetap mengadakan konser di beberapa negara salah satunya Australia di sekitar Maret 2020. Rupanya, itu rangkaian world tour terakhir (afaik) dan world tour setelah itu semua ditunda sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Finally, i refund my ticket as well. Masih belum berlalu, perusahaan tempat aku bekerja melakukan lay-off besar-besaran dan banyak rekan kerjaku yang akhirnya dapat PHK. Tim yang tadinya berjumlah puluhan orang, hanya tersisa 4 orang untuk masuk ke tim baru yang dibuat. 

Tahun 2020 juga banyak kehilangan saudara/teman yang memang sudah waktunya kembali ke hadapan-Nya, entah karena hal lain atau virus yang menyebalkan ini. 

2020 yang aku rencanakan rupanya tidak diijinkan oleh Tuhan. Malah saat ini 2021 virus semakin menggila dengan varian barunya. Sudah Work From Home sejak awal 2020 sampai saat ini, rasanya luar biasa. Shock dan benar-benar kejadian yang tidak pernah terlintas dalam benakku. 

Hanya bisa berharap semoga badai ini segera berlalu, aku kangen menjalani aktivitas normal di luar. Bekerja ke kantor, ibadah jamaah di masjid, pergi ke pasar/ supermarket tanpa khawatir, nongkrong bersama teman, dan tentunya traveling kemanapun. 

Semoga musim ini menjadi pengingat agar selalu bersyukur kepada Tuhan atas semua berkah yang diberikan, sebagai teguran bahwa kita harus selalu mensyukuri hal-hal kecil yang ada di sekitar kita yang mungkin selama ini terabaikan. 

Alhamdulillah juga sampai Blog ini ditulis aku dan keluarga belum pernah terkonfirmasi Covid 19. Prokes selalu terjaga dan juga sudah melakukan vaksinasi sebagai bentuk ikhtiar. 


See you next time, semoga tahun depan sudah bisa nulis tentang traveling kembali 😇

Hallo Everyone, kali ini aku mau berbagi cerita perjalanan ke Jepang selama 9 hari, tentunya ala budget traveler ya alias backpacker. 

Perjalanan ke Jepang bagi aku adalah seperti mimpi, karena ini merupakan negara impian aku untuk di explore. Berawal dari ajakan teman aku karena mendapatkan tiket promo Japan Airlines di Traveloka, seharga 3,9 juta untuk perjalanan pulang-pergi, tanpa banyak berpikir kami langsung issued ticket terlebih dahulu, kami membeli tiket sekitar November 2018 untuk perjalanan Maret 2019. Kami memiliki waktu yang cukup panjang selama 4 bulan untuk mempersiapkan perjalanan ini.

Sesuai kesepakatan kami mengunjungi 3 kota selama di sana yaitu Osaka, Kyoto dan Tokyo. Penerbangan kami tiba di Narita, sehingga perjalanan Narita-Osaka dan Kyoto-Tokyo kami menggunakan night bus yang kami beli di Willer sementara untuk Osaka-Kyoto kami menggunakan kereta. Untuk list harga nanti akan aku informasikan di akhir tulisan ini ya. 

List persiapan perjalanan ke Jepang : 

1. Tiket pesawat sudah kami informasikan bahwa kami mendapatkan tiket promo Japan Airlines di Traveloka, seharga 3,9 juta untuk perjalanan pulang-pergi. Jangan lupa sering-sering cek karena perjalanan ke Jepang ini menempuh waktu sekitar 8 jam, aku sarankan memilih penerbangan full-service supaya lebih nyaman dan tidak terlalu lelah di perjalanan. 

2. Paspor dan Visa

Untuk pemilik E-Paspor kamu cukup mendaftarkan visa waiver melalui Kedutaan Besar Jepang yang ada di Jl. MH Thamrin Jakarta Pusat (untuk yang domisili Jabodetabek) dan ini free, proses juga mudah dan cepat, hanya cukup membawa E-Paspor dan mengisikan formulir aplikasi yang disediakan di sana. Sedangkan, untuk pemilik Paspor biasa maka kamu harus mengajukan visa secara manual melalui Japan Visa Application Center (JVAC) yang terletak di Lotte Shopping Avenue lantai 4 (samping Studio XXI) untuk syarat yang dibutuhkan silakan cek di link ini. Pada perjalanan ini aku menggunakan E-Paspor, sementara teman aku Paspor biasa.

3. Penginapan
Untuk penginapan kami memilih tinggal di hostel kapsul karena harga yang terjangkau untuk Bacpacker, kami juga membeli hotel di Traveloka dengan budget sekitar 300k-500k per malam.

4. Japan Pass/ IC Card
Kami tidak membeli JR Pass dikarenakan memang setelah dihitung, bahwa akan lebih hemat tanpa JR Pass karena kami tidak berniat menggunakan Shinkansen, melainkan menggunakan Willer bus untuk perjalanan antar kota, menggunakan bus akan menghemat waktu menginap jadi lumayan lah. Untuk card yang kami gunakan adalah Suica, kemudian kami membeli beberapa tourist pass di Klook, kami membeli Hankyu Tourist Pass dan Osaka Amazing Pass. Sebagai informasi untuk Suica ini bisa digunakan untuk kereta, jajan di minimart ataupun naik bus, tapi harus cek juga ya mana kereta yang menerima IC Card semacam suica/pasmo/icoca, karena beberapa line kereta tidak menerima pembayaran IC Card (tertentu) jadi harus membeli tiket manual. Jika salah tap maka IC Card kamu nantinya akan Error dan harus dibenarkan di stasiun besar (pengalaman aku). 

5.WiFi/ Sim Card
Internet is a must! karena, andalan selama di Jepang adalah google map untuk cek rute kereta/bus dan lainnya, jadi jangan sampe gapunya paket internet ya, walaupun di banyak kereta ada wifi, tetep aka kamu akan butuh internet di objek wisata/ pusat perbelanjaan biar ga nyasar, karena cukup susah berkomunikasi jika tidak bisa bahasa Jepang. Oya, kami menggunakan Sim Card untuk paket 8 hari yang dibeli melalui Traveloka atau juga bisa melalui Klook, sesuai preferensi saja.

6. Uang Tunai
Aku sering baca-baca terkadang imigrasi Jepang melakukan random check untuk tourist yang datang, sehingga pastikan dokumen perjalanan kamu lengkap dan uang tunai cukup. Rules nya sehari di Jepang diibaratkan menghabiskan 1 juta (IDR), jadi kalau 9 hari sekitar 9 juta. Tapi, saya hanya menukar sekitar 6 juta dan alhamdulillah, di imigrasi lancar tanpa pertanyaan apapun langsung lolos.
Untuk penukaran uang jangan lupa membandingkan money changer, cari yang rate nya bagus ya.

Dan terakhir harus siap tenaga extra untuk jalan kaki ber kilo" meter, naik ratusan anak tangga dan seret-seret koper.

Berikut itinerary aku:

Day 1 :
Berangkat dari Jakarta (CGK) - Narita (NRT), tiba di Jepang lumayan udah sore dan kami langsung naik Bus dari Narita menuju Tokyo, sesampainya di Tokyo kami dan makan malam, lalu lanjut ke Shinjuku untuk naik Willer Bus menuju Osaka.

Day 2 :
Tiba di Osaka (Umeda Station) kami langsung menuju tolilet untuk sikat gigi dan ganti baju, kemudian menuju hotel untuk titip koper, kami tidak sewa loker karena setelah dihitung lebih hemat naik kereta ke hotel dan titip koper. Tur hari ini kami menuju Osaka Castle dan Tempozan Giant Ferris Wheel, kemudian sore menuju malam kita menuju Namba Street dan makan malam di Ramen Honolu (Halal Ramen).


Hanami at park aside Osaka Castle

Osaka Castle

Tempozan Giant Ferris Wheel

Lumayan kami menggunakan Osaka Amazing Pass, bisa free naik Kapal di Osaka Castle dan Tempozan Giant Ferris Wheel ini, untuk kacanya ada yang transparan jadi pas nyampe atas lumayan agak serem gitu, dan view nya keren banget dari atas. Kami mengakhiri tur setelah keliling Namba Street dan makan ramen Honolu yang jalan kaki nya lumayan banget. Berakhir tepar di hotel untuk menyiapkan tenaga keesokan harinya.

Sedikit review untuk hotel kami Shin Imamiya ini lumayan deket beberapa statiun kereta dan hotelnya bagus, 1 kamar muat 1 orang dengan gaya tatami (tidur di lantai) ada TV dan bathtub kecil, sangat nyaman untuk backpacker. 

Day 3 :
Hari ini kami berencana menuju Expo 70 Commemorative Park, lumayan agak jauh dari kota Osaka karena agak pinggiran gitu. Tapi pas sampe ternyata keren banget, tamannya masih ada Sakura.

70's commemorative park


Setelah puas main di taman yang sangat luas kita lanjut ke Shitennoji dan Umeda Sky Building. Shitennoji lumayan jauh dari stasiun jadi ya jalan kakinya agak gempor juga sih. Lalu, destinasi berikutnya adalah Umeda Sky Building, sebenaarnya gedung Umeda ini adalah perkantoran biasa, namun gedung ini merupakan bangunan tertinggi di kota Osaka, sehingga rooftop nya dijadikan tempat wisata, dan memang benar pemandangan dari atas gedung ini lumayan keren, pemandangan rapinya kota Osaka dan melihat sunset di sore hari. Oya, untuk angin dari atas gedung ini lumayan kencang jadi dingin banget, tapi gausah khawatir kalo mau ngopi-ngopi cantik sambil menikmati pemandangan, bisa banget kok. Ada banyak caffee di bawah rooftop nya yang akan membuat kamu betah berlama-lama di sini.


Setelah sudah lumayan kedinginan dan kaki sudah lelah berjalan seharian, kami memutuskan untuk kembali ke hotel.

Day 4 :
Hari ini kami Check-out hotel dan langsung naik kereta menuju ke kota berikutnya, yaitu Kyoto. Kami naik kereta dan langsung menuju hotel untuk titip koper. Kami menginap di Nine Hours Kyoto hostel, hotel ini deket dengan Kawaramachi Station jadi lumayan enak kemana-mana. Review untuk hotel ini lumayan reccomend untuk Backpacker, dengan konsep modern dan canggih, merupakan pengalaman yang menarik menginap di sini. Kamu akan tidur di dalam kapsul yang berada dalam 1 lantai dan ruangan besar (mirip rumah lebah XD), kemudian untuk kamar mandi umum+locker akan di lantai berbeda, kamu juga akan diberikan peralatan mandi dan baju tidur. Untuk lantai wanita dan pria dibedakan, juga lounge nya berbeda. Menurut saya konsep seperti ini sangat bagus karena akan menjaga privasi tamu hotel, terutama wanita yang backacker sendirian, kekurangan di sini adalah tidak ada pantry untuk tamu jadi kami tidak bisa membuat makanan instan atau minuman hangat.


Arashiyama Bamboo Forest


Food court at Arashiyama

Setelah kami menaruh koper, kami pergi ke Arashiyama Bamboo Forest. Saya sangat excited karena pemandangan di sini luar biasa indahnya. Keluar dari stasiun cukup sedikit berjalan dan akan langsung masuk ke kawasan Arashiyama ini. Pemandangan di sini sangat indah dan berasa seperti pedesaan, ada sungai yang bisa buat bersantai atau taman buat hanami an. Tapi kawasan ini akan lebih indah luar bisa jika musim gugur dan semi. Untuk menuju Bamboo Forest, kita harus berjalan mendaki agak lumayan jauh, namun karena dingin dan pemandangannya indah, tidak akan lelah sampe atas. Saat tiba, kawasan ini udah sangat ramai dan sulit untuk berfoto di Bamboo Forestnya, so sad kurang pagi datengnya. Selesai menikmati kawasan Bamboo Forest, bisa juga naik ke bukit untuk menikmati pemandanagan dari atas atau turun untuk ke cafe-cafe dan restoran yang banyak menyediakan aneka ragam makanan dan minuman. Juga terdapat cafe tekenal yang antriannya cukup pancang yaitu Arabica Caffee, saya dan teman saya sengaja tidak mampir karena malas antri. Remaja Jepang terlihat sangat gembira ketika berhasil membeli kopi dan foto di depan danau, mungkin lagi hits banget di sana.

Kinkakuji Temple

Selesai berwisata di kawasan Arashiyama, kami memutuskan naik kereta menuju Kinkakuji Temple, kereta ke sana cukup untik yaitu hanya terdiri 1 gerbong dan melewati pedesaan Kyoto. Selesai naik kereta kami melanjutkan perjalanan menggunakan Bus dan sempat nyasar karena cukup membingungkan haltenya, alhamdulillah setelah nyasar kesana kemari, sampailah kami di Kinkakuji Temple yang ketika kami tiba sangat ramai. Namun, kelelahan kami terbayarkan dengan pemandangan yang indah, persis di gambar-gambar, ketika Jepang masih impian saya untuk Traveler. Setelah puas foto dan berkeliling, kami kembali ke hotel dengan naik Bus, karena untuk lokasi transportasi publik terdekat dari Kinkakuji adalah halte bus. Hotel kami dekat dengan pasar tradisional (lupa namanya), jadi kami lanjut beli camilan dan sedikit berbelanja di pasar lalu pulang ke hotel selepas makan malam.

Day 5 :
Kami melanjutkan eksplor Kyoto dengan mengunjungi Fushimi Inari Taisha, lokasi ini sangat terkenal di Jepang, sebenarnya area ini adalah Kuil tempat peribadahan agama Shinto dan karena unik dan menarik dengan tangga yang panjang hingga ke puncak Gunung Inari. Kami bertekad untuk mendaki ke puncak Gunung ini dan memang lumayan melelahkan. Kuil ini terlihat selalu ramai sepanjang hari, entah orang berwisata ataupun warga lokal Jepang yang hendak beribadah.

Fushimi Inari Taisha

Selesai dari Fushimi Inari, kami melanjutkan perjalanan ke Kiyomizu Dera dengan naik kereta. Setiba di sana cukup ramai dengan turis berkunjung, sepanjang perjalanan menuju temple juga banyak sekali kedai-kedai aksesoris maupun makanan/ minuman. Kami sudah kehabisan tenaga setibanya di temple jadi hanya duduk dan menikmati suasana hingga sore hari.

Day 5 :
Kami akan menuju Tokyo di malam hari, untuk pagi hari kami tidak memiliki Itinerary pasti, pada awalnya kami hendak menuju Kobe tapi karena cukup jauh akhirnya kami batal dan kembali ke Arashiyama hanya untuk menghabiskan waktu di sana. Kami mendatangi sebuah restoran untuk makan siang dan menghabiskan waktu di pinggiran sungai hingga sore hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Tokyo menggunakan Bus. Kami menuju Tokyo sekitar jam 22:00 waktu setempat menggunakan Willer Bus. Sebagai informasi, seperti transportasi di Jepang pada umumnya yaitu datang sangat tepat waktu, selama dalam bus tidak diperkenankan berisik/ makan karena ini merupakan sleeper bus, namun sangat nyaman selama tidur dalam perjalanan Bus ini.

Day 6 :
Kami tiba di Tokyo dan sangat excited kala itu, hingga saya dan teman saya sempat terpisah di stasiun Tokyo, kami sempat saling mencari selama 1 jam lebih dan akhirnya memutuskan ke hotel, ya kami akkhirnya bertemu di hotel. Kami menginap di Shin Imamiya Hotel, hotel ini juga semacam kapsul, namun lebih memiliki konsep Traditional dibandingkan Nine Hours. Tapi secara personal, saya lebih menyukai hotel ini karena konsep tradisional ala Jepangnya, sama seperti sebelumnya untuk room wanita dan pria dibedakan. Dalam 1 lantai terdiri dari bedroom, bathroom, locker, pantry dan lounge. Saya suka karena fasilitasnya juga lebih lengkap, dalam kamar mandi sudah diberikan perlatan mandi lengkap, baju tidur juga skincare yag bisa dipakai umum (saya coba lumayan bagus juga sih). Di Lounge juga bisa menikmati makanan sambil nonton TV, merendam kaki di batu hangat ataupun refleksi. Mantap bukan :)
Lokasi hotel ini juga tepat di depan pasar Ameyokocho, jadi lumayan ramai. Tapi pasar ini sudah tutup jam 9 malam lho, jadi pastikan kalo mau belanja  jangan kemalaman karena toko-toko umumnya tutup dengan sangat tepat waktu. Jika pasar sudah tutup akan tetap ada beberapa kedai minuman yang buka, biasanya para pekerja di Jepang akan minum-minum sepulang kerja hingga larut malam (jadi inget papa nya Shinchan).
Jajan Es Krim di Ameyokocho sekaligus ketemu temen lama yang tinggal di Jepang


Hari pertama di Tokyo kami mengunjungi Sensoji Temple dan melanjutkan ke Akihabara untuk makan siang di restoran Curry Bento Halal, lalu ke Korean Town (tapi tidak menemukan yang kami cari). Kami melanjutkan perjalanan ke Harajuku Street. Saya berpisah dari  teman saja di Harajuku, karena ingin bertemu teman lama. Sementara teman saya melanjutkan perjanan ke Tokyo Tower. Malamnya, kami makan di Ameyokocho dan beli es krim greentea yang enak banget.

Day 7 : 
Hari yang sangat dinantikan, kami ke Kawaguchi !



Kami naik bus Willer lagi, sebenarnya ini diluar itinerary karena harga bus ke sana yang agak lumayan. Berkat berhemat di hari-hari sebelumnya, kami memutuskan ke Kawaguchi. Perjalanan memakan waktu 3 jam (jadi pp 6 jam), lumayan lama sehingga kami harus memanfaatkan waktu selama di sana semaksimal mungkin. Sepanjang perjalanan, pemandangan cukup indah, ga terbayangkan betapa indahnya saat sakura masih bermekaran. Setibanya di Kawaguchiko Station, ada beberapa pilihan untuk menuju danau Kawaguchi, dan kami sebagai backpacker sejati tentunya memilih jalan kaki. Tiba di danau kami memutuskan untuk naik Cable Car menuju puncak. Sebagai informasi, pemandangan dari puncak sangat amazing, gunung Fuji terlihat dengan jelas diantara bunga Sakura yang masih bermekaran. Sungguh tidak menyesal datang ke sini, menikmati makan siang dengan pemandangan luar biasa :). Selesai menikmati puncak, kami turun dan kembali ke Kawaguchiko Station supaya tidak tertinggal Bus.
Setibanya di kota Tokyo, kami menuju Shibuya, melihat patung Hachiko dan lanjut berbelanja hingga malam hari sampai tidak tersisa sebagai wujud berakhirnya perjalanan kami. So sad :(

Day 8 :
Waktunya Check-out dan ke bandara, Jaa mata ne Japan. 

Berikut Budget jalan" kali ini :



Jika mau tanya-tanya bisa email santychan92@gmail.com, dengan senang hati membantu InshaAllah :)


How we spent most of evening, while enjoying snack :) 

PS : All these picture was taken by my friend Bima










Sawadee Bangkok 👋

 


Hai kali ini aku mau share pengalaman jalan-jalan aku ke Bangkok Thailand bersama satu teman lama aku. Sebenernya untuk jalan-jalan ini lumayan dadakan, jadi dapet tiketnya dengan harga yang normal dan itinerary seadanya karena kurang maksimal nyusun sambil bekerja di waktu mepet, tapi jangan khawatir untuk perjalanan ini lumayan berkesan dan aku akan share untuk wisata apa saja yang aku kunjungi dan total budget yang dikeluarkan.

Aku pergi menggunakan maskapai AirAsia dengan tiket PP, aku beli di di sini, harga tiket PP normal sekitar IDR 2,500,00 namun dapet promo dari Traveloka menjadi sekitar IDR 2,200,000/ orang, lumayan. Untuk hotel aku juga beli di website yang sama di Top High Airport Link Hotel (***) di area Pratunam dengan harga IDR 500,000/ malam (sebelum promo), hotel ini kami pilih dengan pertimbangan  dekat dengan stasiun BTS (Bangkok Train System) yang akan memudahkan kami menuju destinasi wisata di Bangkok.

Sebagai informasi Bangkok memiliki sistem Transportasi umum yang terintegrasi,berikut ulasan singkat untuk transportasi yang aku gunakan selama di Bangkok : 

BTS atau Bangkok Train System  
Untuk menuju destinasi-destinasi wisata bisa menggunakan BTS ini yang terdiri dari 2 line saja yaitu Silom Line dan Sukhumvit Line, dimana apabila tujuan kita berada di Line yang berbeda maka harus melakukan transit di rute tertentu, untuk pembelian tiket bisa melalui petugas ticketing atau menggunakan mesin. Untuk pembelian menggunakan mesin akan muncul angka-angka di setiap station, dimana angka tersebut menunjukkan tarif yang harus dibayarkan, perlu diketahui untuk pembelian melalui mesin hanya bisa menggunakan koin saja, apabila uang kamu kertas maka bisa ditukar di tempat penukaran yang tersedia di setiap station.

Mesin Tiket BTS


Bus Umum

Untuk Bus aku hanya menggunakan A1/A2 untuk transfer in dan out saja, Bus ini sama seperti Bus umum di Jakarta (Kopaja/ Metromini non AC), namun untuk petugasnya berseragam dan tidak ugal-ugalan. Fyi, aku mendarat di bandara Don Mueang sehingga untuk menuju kota bisa menggunakan Bus, sementara untuk bandara Suvarnabhumi bisa menggunakan airport link yang terintegrasi dengan station BTS.
Perahu

Perahu juga merupakan salah satu transportasi umum di Bangkok yang dilintasi sungai Chao Phraya, aku menggunakan Chao Phraya Express untuk menuju destinasi seperti Wat Arun, Wat Pho (dan banyak destinasi lain yang dilewati). Perjalanan menggunakan perahu cukup menyenangkan karena bisa melihat kota Bangkok sepanjang perjalanan sambil mendengarkan guide memberikan penjelasan.

 
Untuk panduan transportasi kamu juga bisa cek di https://www.transitbangkok.com/. Selain transportasi di atas masih ada MRT, Tuk-tuk (taksi tradisional) dan lainnya. Menggunakan transportasi umum di Bangkok sangat nyaman dan kami full menggunakan transportasi umum ya. Sebagai informasi, Bangkok juga macet seperti Jakarta, bedanya tidak ada supir ugal-ugalan dan sangat menghargai pejalan kaki. Beberapa kali aku berjalan di jalanan yang lumayan kecil, kemudian ada mobil yang hendak lewat, mereka tidak pernah klakson ke pejalan kaki, tapi membiarkan kami sadar dan agak minggir. Salut !

Okay, sekarang kita akan menuju itinerary perjalanan aku.

Day 1 : 
Kami mengambil flight pagi hari dari Jakarta (CGK) ke Don Mueang (DMK) yaitu jam 07:15-10:30, setiba di DMK kami langsung membeli SIM Card dan mencari bus stop A1/A2, beruntung kami langsung menemukan Bus dan menuju St. Mochit, kemudian kami melanjutkan perjalanan menggunakan BTS ke St. Phayathai. Setiba kami di St. Phayathai kami mengandalkan Google Maps untuk mencari lokasi hotel yang lumayan membingungkan, walaupun akhirnya ketemu dan sangat dekat dengan station, yaitu hanya perlu berjalan kaki sekitar 10 menit (melalui jalan tikus gitu sih). Setiba di hotel sekitar jam 12:00 dan belum bisa check-in, akhirnya kami menitipkan barang dan mencari makanan di sekitar St. Phayathai. Setelah makan kami kembali ke hotel untuk check-in dan membersihkan diri, kemudian melakukan perjalanan ke Chatuchak Weekend Market menggunakan BTS. Sampai di sana sudah lumayan sore dan ramai, jadi kami menjadi berbelanja tanpa perhitungan (jangan ditiru ya 😓). Sore harinya kami berencana ke Pasar Pratunam, namun hujan deras jadi akhirnya stay di hotel dan makan seadanya.



Day 2 : 
Hari kedua kami gunakan untuk fullday tour mengunjungi Wat dan Asiatique. Untuk menuju destinasi ini kami naik BTS dari St. Phayatai menuju St. Saphan Taksin, rute tersebut berada di Line yang berbeda sehingga harus transit di St. Siam untuk berganti kereta. Dari St. Saphan Taksin ikuti petunjuk exit ke Satorn Taksin (Dermaga), kemudian akan ada ticketing untuk pembelian Chao Phraya Tourist Boat untuk menuju beberapa Destinasi seperti Wat Arun, Wat Pho, Grand Palace, Flower Market, China Town, Khao San Road dsb.



Wat Arun




Reclining Budha

                                         
Wat Pho

 Pada awalnya kami berencana berada di Wat Arun dan Wat Pho seharian kemudian sorenya ke Asiatique hingga malam. Namun, ternyata kami selesai mengunjungi Wat Arun dan Wat Pho pada sekitar pukul 13:30 karena cuaca yang sangat panas jadi gabetah lama-lama di Wat. Ohya, di Wat Arun banyak penjual yang fasih bahasa Indonesia dan menerima pembayaran rupiah lho 😀

Dermaga Satorn Pier


Karena sangat panas maka kami memutuskan kembali ke dermaga, kami sampai dermaga Saphan Taksin sekitar jam 14:00an yang mana perahu menuju Asiatique baru ada pukul 16:30, jadi kami hanya berdiam diri di dermaga sambil menunggu perahu. Tepat pukul 16:30 kami ikut antrian perahu gratis menuju Asatique. Di sana kami berbelanja (lagi) dan foto-foto, kami mengurungkan niat untuk naik bianglala karena sangat mahal yaitu mencapai 1000 THB 😞. Kami tidak sampai malam dan memutuskan kembali karena sudah kelelahan dan habis uang jajan.

Asiatique






Malam harinya kami memutuskan mencari makanan ke pasar Pratunam, dan ternyata sangat ramai serta banyak penjual makanan dan souvenir Thailand. Seperti malam sebelumnya, Pratunam hujan kembali dan kami kebasahan dalam perjalanan le Hotel.

Day 3 : 
Karena kami sudah kehabisan uang, maka memutuskan untuk Check-out pagi-pagi untuk mengambil deposit hotel(lumayan 1000 THB), kemudian kami berbelanja oleh-oleh makanan ke Big C, perjalanan sekitar 4,5 km PP dan kami sanggup melaluinya dengan susah payah bawa belanjaan. Dalam perjalanan kami melewati Pasar Pratunam kembali, dan ternyata barang-barang yang dijual di sini (beberapa) lebih murah daripada Chatuchak, serta untuk pembelian minimal 3 pcs akan mendapatkan special price. Banyak juga pakaian wanita dengan style fashion ala-ala korea di bagian Baiyoke Street Gallery dengan harga yang lumayan murah, sayang kami tidak diperkenankan mengambil foto produk(mungkin takut ditiru), banyak juga barang KW dengan harga murah di sini. 





Sekitar jam 13:00 kami meninggalkan hotel dan menuju airport menggunakan BTS dan Bus A1/A2. Akhirnya perjalanan kami selesai di sini.


Tips and Trik : 
1. Usahakan menukar uang di Indonesia, dikarenakan pengalaman aku nilai beli THB sangat beda jauh. Saat aku tukar di Jakarta dapet rate 1 THB = IDR 480, sementara di Bangkok 1 THB bisa mencapai IDR 649 😢, jika terpaksa maka lebih baik tarik tunai melalui ATM berlogo Master/VISA atau melakukan belanja dengan Debit Card (jika tersedia) karena rate nya lebih bagus dibanding money changer.
2. Berbelanjalah di akhir itinerary! pengalaman aku sangat menyesal belanja di awal karena saat di akhir perjalanan di pasar Pratunam barang-barangnya jauh lebih bagus dan murah. Waktu itu terpaksa belanja di Day 1 karena mengejar jam buka Chatuchak.
3. Belanja bisa di tawar apabila membeli lebih dari 1 item ya, usahakan menawar dengan sopan supaya gak kena omelan.
4. Bangkok sangat panas dan gerah, sama halnya seperti Jakarta tapi menurut aku lebih gerah karena hanya ada sedikit angin. Jadi usahakan menggunakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringt, menggunakan sun block dan membawa payung, karena sering hujan di sore hari.
5. Usahakan menggunakan transportasi umum dibandingkan Taksi

Berikut aku lampirkan budget perjalanan di screenshot bawah ini ya : 




FYI : 


* total pengeluaran per pax IDR 3,369,240 untuk hotel, pesawat, transportasi, SIM card unlimited 7 days dan tiket masuk objek
* biaya tidak termasuk makan dan belanja (karena susah diprediksi)
* tiket pesawat termasuk bagasi tambahan 20 kg (untuk DMK-CGK)

Nah kan, dengan 4 juta saja kamu sudah bisa jalan-jalan ke Bangkok (tentunya dengan sedikit berbelanja) atau biaya hotel bisa dikurangi lho kalo kamu mau nginep di hostel yang dipatok dengan harga sekitar IDR 100,000an per malam atau syukur-syukur bisa dapetin tiket pesawat promo, lebih murah lagi.

Sekian sharing dari aku, sampai jumpa di next trip ya 👋










Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Just wanna share little piece of my life Journey. I'll be so happy it's inspired others.

Find me on :

POPULAR POSTS

  • My Experience : Operasi FAM (Fibroadenoma mammae)
    Halo Assalamulaikum ... Ladies aku mau berbagi cerita ya tentang pengalamnku melakukan operasi FAM (Fibroadenoma mammae). check it out!  ...
  • JAPAN NIGHT LIVE IN JAKARTA
    Hallo ..    Kali ini aku mau sharing lagi tentang konser dan jejepangan. Kali ini adalah tentang band idola aku VAMPS dan sederet musisi Je...
  • Beautiful Experience in English Village (Pare, Kediri)
    Mungkin sudah banyak yang tahu ya dimana Kampung Inggris itu ? yapz, letaknya di Pare, Kediri, Jawa Timur. Tepatnya di Desa Tulungrejo, k...
  • Ecotourism : Ada Kubah Hijau di seberang Kubah Mas Depok (Kampung 99 Pepohonan)
    Senin, 27 Februari 2012, kami Mahasiswa Program Beasiswa Unggulan Kem...

Categories

  • Concert 2
  • General Information 1
  • My Assignment 4
  • Travel 10
  • health 2

Advertisement

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Total Pageviews

Blog Archive

  • Home
  • About
  • Contact

Followers

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Template