Ecotourism : Ada Kubah Hijau di seberang Kubah Mas Depok (Kampung 99 Pepohonan)



Senin, 27 Februari 2012, kami Mahasiswa Program Beasiswa Unggulan Kemendiknas STP Sahid Jakarta jurusan Usaha Jasa Pariwisata mengadakan kunjungan ke Kampung 99 Pepohonan dalam kaitannya dengan mata kuliah Ecotourism, kunjungan keduapun kami lakukan pada hari sabtu 4 Maret 2011, Saat memasuki kawasan kampung 99 pepohonan kita akan merasakan suasana yang sangat berbeda, karena kita disambut oleh suasana pepohonan yang sangat rindang dan udara yang lumayan bersih dibandingkan suasana perkotaan di sekitar kampung tersebut. Kampung ini terletak di Jl. Muhasan II, Desa Meruyung, Cinere-Limo, Depok. Tepatnya di depan Masjid Kubah Mas. Kampung 99 pepohonan menerapkan konsep utama untuk hidup sehat, ditempat yang sehat dan berperilaku sehat.
Awal mula terbentuknya Kampung 99 Pepohonan ini adalah keinginan untuk “Membangun Kehidupan” oleh Edy Jamalludin Suaedi, yang akrab disapa Abi (sesepuh kampung 99), pada saat itu wilayah ini digunakan untuk tempat pembuangan sampah dengan kondisi yang memprihatinkan dan memiliki kualitas tanah yang cukup buruk. Namun, dengan usaha keras yang dilakukan oleh Abi pada tahun 2004 bersama dengan keluarganya yang bersemangat untuk mendirikan tempat tinggal yang sehat di wilayah ini, mereka  bertekad untuk meninggalkan tempat tinggal terdahulu mereka di Citos, Jakarta Selatan. Merekapun membawa kayu-kayu untuk membuat rumah, karena konsep rumah kayu adalah rumah yang bersahabat dengan gempa, mereka juga menerapkan penanaman 10 (sepuluh) pohon tiap harinya untuk penghijauan. Karena pada saat itu masih sering terjadi longsor di wilayah ini. Dengan usaha keras mereka akhirnya sedikit demi sedikit kualitas tanah dan udarapun mulai membaik. Lama kelamaan masyarakat kampung 99 mulai bertambah seiring berjalannya waktu.

Akhirnya, sekelompok keluarga tersebut bermusyawarah untuk menetapkan nama untuk wilayah tinggal mereka, “Kampung 99 Pepohonan” itulah nama yang mereka pilih, yang memiliki filosofi kampung adalah tempat tinggal yang ramah, 99 diambil dari angka tertinggi matematik yaitu angka 9, dan pepohonan merupakan lambang kehidupan. Mereka hidup bersama, menanam sayur-sayuran untuk kebutuhan sehari-hari, menernak binatang (sapi, kambing, kerbau, domba, rusa dll) dan saling bekerjasama untuk melakukan tugas sehari-hari, konsep yang mereka gunakan adalah saling bekerjasama, mereka juga mendirikan dapur umum dan laundry di kampung tersebut. Kemudian kampung 99 semakin berkembang dan kunjungan pertama ke kampung ini adalah TK Madaniyah dan Sekolah Santa Laurensia.

Pada tahun 2008, “Kampung 99 Pepohonan” diresmikan sebagai tujuan wisata oleh Walikota kota Depok. Kampung ini juga mendapat dukungan dari beberapa instansi seperti Dinas Pariwisata, Peternakan, Dinas Kebersihan, Departemen Kehutanan & Pertanian untuk pengembangan dan pemeliharaan wilayah ini. Sekarang ini wilayah ini memiliki areal seluas 5 hektar (hanya 2000 m2 yang dibuat hunian dan sisanya sebagai daerah resapan air) dan ada 24 keluarga (135 orang) yang tinggal, juga memiliki rumah sekitar 20 rumah, sebagian ditempati dan sebagian lagi disewakan kepada pengunjung yang ingin menginap dan merasakan suasana kampung nan segar, asri dan menenangkan. Masyarakat kampung ini juga membuat kolam-kolam untuk memelihara ikan, sekarang terdapat ± 20 kolam, pengairan cukup mudah karena kampung ini dialiri air dari sungai Pesanggrahan. Sampah/ limbah di kampung ini juga diolah, untuk sampah organik dibuat pupuk sementara untuk sampah anorganik, penduduk kampung bekerjasama dengan Dinas Kebersihan kota Depok untuk mengangkut ke tempat pembuangan akhir, sampah anorganik masih menjadi kendala yang cukup sulit diatasi.

Kegiatan yang bisa kita lakukan antara lain, Trekking keliling kampung sambil melihat peternakan dan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, kita juga bisa juga mencicipi kuliner khas yaitu Sup Rusa dan Bakso Rusa, juga ada berbagai macam jenis jus buah segar yang bisa anda nikmati untuk melepas lelah selepas Trekking. Di akhir kunjungan, biasanya para pengunjung diberikan kesempatan untuk bersedekah menanam pohon sebagai simbol rasa cinta kepada alam sekitar dan menjaga kelestarian alam kita. Untuk harga tiket masuk tidak ditentukan, karena pada awalnya kampung ini adalah tempat tinggal mereka, dan merekapun tak pernah berpikir jika kampung mereka akan menjadi daerah tujuan wisata.

Mengunjungi kampung 99 pepohonan dan mengobrol dengan Abi akan sangat memberikan kita motivasi dan inspirasi, terutama untuk membangun kehidupan yang lebih baik. “Bangunlah kehidupan maka kamu akan memperoleh semuanya” tutur Abi, kata-kata ini rupanya cukup bermakna, karena dengan keinginan membangun kehidupan maka segala yang kita butuhkan akan terpenuhi seiring berjalannya waktu. Tidak hanya ada kubah emas di Kota Depok, tetapi ada Kubah Hijau di Kampung 99 pepohonan.


Foto -Foto di Kampung 99 Pepohonan : 

Mahasiswa STP Sahid di depan Rumah Abi



Bersama Abi

Tanam Pohon yuk !!

di Kantin

di peternakan Sapi


2 komentar

  1. Nilai: 85
    1. Tulisannnya bagus, tetapi kurang komprehensif karena kamu lebih fokus kepada sejarah dari objek tersebut, sudut pandangnya bisa ditambah lagi dengan fasilitas (prasarana dan sarana), akses masuk, pelayanan pengunjung, informasi objek, promotion kits.

    2. Benefit untuk masyarakat lokal....ndk ada penjelannya,...coba kamu tambahkan itu dan masukan ke blognya BU_Diknas.

    BalasHapus
  2. terimakasih bu, saya baru belajar menulis ..
    terimakasih sarannya, mungkin ke depan saya bisa menulis lebih baik .. :D

    BalasHapus