Kunjungan ke Suaka Margasatwa Muara Angke

     Sabtu, 7 April 2012, kami Mahasiswa Usaha Perjalanan Wisata (UPW) STP Sahid Jakarta mengadakan kunjungan ke "Suaka Margasatwa Muara Angke(SMMA) ", yang terletak di wilayah pesisir Jakarta Utara. Kawasan ini merupakan wilayah konservasi untuk perlindungan satwa liar dan keanekaragaman hayati. Kami berangkat dari kampus STP Sahid Pondok Cabe sekitar pukul 06.15 dan sampai di objek pada pukul 08.15, lumayan cepat karena jalanan Jakarta tidak begitu macet ketika weekend. Saat kami sampai ternyata petugas yang akan memandu kami belum tiba, kami menunggu sambil melihat-lihat kondisi yang ada disana, ternyata banyak sekali monyet-monyet yang berkeliaran ketika kami tiba, akhirnya kamipun narsis dulu.


pas baru sampe di SMMA
     Setelah menunggu sekitar 15 menit petugas yang kami tunggu pun tiba, yaitu Bapak Resijati Wasito, beliau adalah polisi hutan yang bertugas di kawasan ini yang akan memandu kita untuk berkeliling suaka margasatwa ini. Kamipun berjalan melewati jembatan kayu, yang memiliki panjang sekitar 843 m, namun ternyata banyak sekali sampah di sini, setelah kami bertanya, ternyata sampah-sampah yang ada di sini bukan dari pengunjung yang datang, melainkan kiriman dari bantaran kali Angke ketika air pasang. Kondisi yang cukup memprihatinkan di kawasan konservasi.

with my friend

     Kami melanjutkan perjalanan menyusuri jembatan kayu, sembari mendengarkan Bapak Resijati Wasito yang memberikan informasi mengenai wilayah ini, semakin jauh jalan yang kami tempuh jembatan yang tersedia semakin rapuh untuk itu kami disarankan untuk menginjak 2 kayu tiap berjalan untuk menghindari patahnya kayu, agak menakutkan juga karena jika jatuh akan langsung ke rawa-rawa yang berlumpur.  Pada saat kami berkunjung, jembatan ini juga belum diganti sehingga agak menakutkan juga sih licin dan rapuh. Jembatan ini terbuat dari kayu Merbau yang diganti tiap setahun sekali, namun karena selalu terkena air, kayupun mudah rapuh. Oleh karena itu jumlah pengunjungpun dibatasi, hanya sekitar 50 orang perhari, untuk menjaga keamanan serta kenyamanan satwa yang ada di sini, maka dari itu calon pengunjung harus terlebih dahulu  meminta izin berupa SIMAKSI (surat izin memasuki kawasan konservasi) yang dibuat di BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) di Jalan Salemba Raya No.09, Jakarta Pusat.


suasana di suaka margasatwa muara angke

      Ada berbagai spesies satwa liar yang hidup disini seperti keanekaragaman jenis fauna (mamalia) meliputi monyet ekor panjang, berang-berang dan tikus. Jenis reptilia meliputi biawak, ular sanca, ular cobra, ular welang, ular kadut, ular cincin dan ular daun, selain itu hidup juga berbagai spesies burung di kawasan ini, yaitu sekitar 81 jenis. Jenis burung yang sering kita jumpai diantaranya burung pantai, bubut jawa, jala putih, kuntul, burung madu dan lain-lain. mungkin spesies ini akan jarang sekali ditemui di wilayah lain di Jakarta. Ditengah perjalanan kita juga menemui sebuah danau, yang hidup berbagai spesies ikan yang biasa dimakan oleh burung-burung, seperti ikan sepat jawa, ikan gabus, sepat rawa, betok, pepetek, lele, nila dan lain-lain. Para pengunjung juga harus berhati-hati ketika membawa makanan ke dalam kawasan ini, karena bisa saja monyet-monyet itu akan mengambil makanan anda. Untuk itu, disarankan untuk tidak membawa makanan memasuki wilayah ini. 
     Selain satwa liar, kawasan ini juga memiliki berbagai jenis vegetasi mangrove seperti: kelompok pidada-nipah, kelompok api-api bakau, dan kelompok pidada campuran. Semua tumbuhan yang ada disini dibiarkan tumbuh liar dan alami untuk menjaga keaslian suaka margasatwa. Di kawasan ini ada mangrove tertua yang sudah berusia sekitar 50 tahun. Buah pidada dan buah-buahan bakau lainnya biasa dimakan para monyet yang hidup di kawasan ini, selain itu buah pidada juga dimanfaatkan penduduk sekitar untuk membuat berbagai olahan seperti: sirup pidada, selai pidada, permen pidada dan masih banyak lagi. Ada juga beberapa tanaman liar yang tumbuh seperti, rumput prumpung yang tumbuh menjulang tinggi di rawa-rawa, enceng gondok, juga caracas yang banyak tumbuh di tengah-tengah danau.


ini dia buah pidada


tanaman caracas
 Kawasan Suaka Margasatwa Muara Angke ini memiliki luas sekitar 25.02 Ha, kawasan ini awalnya merupakan kawasan cagar alam pada tahun 1939, namun karena beberapa kerusakan yang terjadi kawasan inipun dialihfungsikan menjadi suaka margasatwa pada tahun 1979, yang kemudian dilakukan beberapa perbaikan.
Adapun beberapa fungsi kawasan suaka margasatwa, antara lain :
  1. sebagai habitat berbagai jenis satwa
  2. koleksi pelestarian plasma nutfah
  3. konservasi lingkungan
  4. menciptakan iklim mikro yang nyaman
  5. sarana pendidikan, penelitian dan pengembangan 
  6. sarana rekreasi/ wisata
     Namun dalam pengembangannya ada juga beberapa kendala, antara lain sampah yang berlimpah saat air laut pasang walaupun sudah dipasang jaring penahan sampah, tetap saja arus yang besar membawa potensi sampah-sampah itu untuk masuk ke kawasan ini, karena letak kawasan yang berdekatan dengan pemukiman kumuh di bantaran kali Angke, juga terbatasanya jumlah petugas yang ada, sehingga untuk proses pembersihan dan perawatanpun kurang maksimal. Untuk fasilitas, kawasan ini dilengkapi dengan jembatan kayu untuk memudahkan pengunjung mengelilingi hutan mangrove, toilet, posko penjaga, dan juga tempat sampah yang cukup memadai.
     Di akhir kunjungan, kami diijinkan untuk menaiki sebuah menara mungkin biasa digunakan untuk mengawasi keadaan sekitar wilayah konservasi ini, kamipun naik melalui tangga, yang cukup menyeramkan mungkin bagi yang takut ketinggian. Namun dari puncak menara kami bisa melihat pemandangan suaka margasatwa dengan lebih jelas. Untuk keamanan, pengunjung yang naik pun dibatasi 4 orang tiap sekali naik, sehingga hanya beberapa mahasiswa saja yang naik.


menara pengawasan
brosur-brosur








     Kunjungan ini sangat berguna bagi kami, karena banyak sekali informasi dan pengetahuan baru yang kami dapatkan di Suaka Margasatwa Muara Angke ini mengenai pemeliharaan dan pengembangan kawasan konservasi. Apalagi letaknya di kota Jakarta, yang pasti akan sulit sekali menemui kawasan hijau seperti ini. Semoga tulisan di blog ini berguna bagi para pembaca. 

1 komentar

  1. Nilai: 85

    Bagus dan lengkap laporannya, mudah-mudahan dari kunjungan ini bisa menambah wawasan dan kepedulian kalian betapa pentingnya untuk menjaga lingkungan agar bumi kita tetap hijau...Go Green Jakarta!

    BalasHapus